Suara tetabuhan memang sudah tidak asing ditelinga kita dizaman seperti ini, tapi ini beda. Iramanya seolah mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta
Budaya Kesenian Rampak Bedug Pandeglang - Memiliki kota yang indah dengan segudang kebudayaan dan nilai historical yang tinggi membuat saya terus melangkahkan kaki dari satu tempat menuju tempat lainnya hanya untuk belajar peristiwa tentang masa lalu, tentang sejarah, tentang bagaimana budaya mewarnai kota ini, Pandeglang.
Setelah menuliskan sedikit kisah tentang weekend bersama kue balok di Menes, kini saya ingin sedikit melangkah kearah kota mengulas nilai yang tertanam tentang Budaya Kesenian Rampak Bedug Pandeglang. kita ulas dari kata perkata untuk istilah tersebut, mulai dari kata Bedug
yang sudah tidak asing lagi karena terdapat di hampir setiap masjid, sebagai alat atau media informasi
datangnya waktu shalat wajib 5 waktu. Yang kedua adalah kata “Rampak” mengandung arti
“Serempak”. Dengan istilah singkat tersebut maka “Rampak Bedug” adalah seni bedug dengan menggunakan
waditra berupa “banyak” bedug dan ditabuh secara “serempak” sehingga
menghasilkan irama khas yang enak didengar.
|
Seni Budaya Rampak Bedug Khas Pandeglang |
Nilai religius dari sebuah karya seni sangat melekat pada Rampak Bedug ini. Mulai dari sebuah kebiasaan menggunakan Rampak
bedug hanya untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan
Hari Raya Idul Fitri, persis seperti seni ngabedug atau ngadulag. Para
pencetus dan pemainnya lebih didasari oleh motivasi religi yang tinggi, namun dengan berkembangnya zaman dan menjamurnya berbagai warna dan aliran maka rampak bedug mampu dipandang sebagai karya seni yang patut dihargai.
Waditra pada kesenian Rampak Bedug yang merupakan saduran kesenian dari Jawa membagi beberapa alat musik yang digunakan pada permainan rampak bedug kedalam beberapa golongan, antara lain:
- Bedug besar, berfungsi sebagai Bass yang memberikan rasa puas ketika mengakhiri suatu bait sya’ir dari lagu.
- Ting
tir, terbuat dari batang pohon kelapa, berfungsi sebagai penyelaras
irama lagu bernuansa spiritualis (takbiran, shalawatan, marhabaan, dan
lain-lain).
- Anting Caram dan Anting Karam terbuat dari pohon jambu dan dililiti kulit kendang berfungsi sebagai pengiring lagu dan tari.
Dari nilai seni yang kuat pada budaya Rampak Bedug ini diharapkan mampu menularkan semangat yang membara untuk masyarakat dan memiliki rasa kecintaan yang tinggi pada budaya lokal. Sekian dulu tulisan dari saya tentang budaya kesenian rampak bedug Pandeglang, lain waktu semoga kita berjumpa diacara pertunjukan ini. Silakan isi komentar untuk menambahkan informasi tetang kesenian ini.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Budaya Kesenian Rampak Bedug Pandeglang"
Post a Comment